Selasa, 15 Februari 2011

DPR Setuju Propinsi Papua Selatan

Propinsi Papua Selatan meliputi Kabupaten  Merauke, Mappi, Boven Digul  dan Asmat.
Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat, Chairuman Harahap, menjelaskan usulan pemekaran Provinsi Papua yang kemudian menjadi Provinsi Papua Selatan telah diterima Komisi II.


Politisi Golkar itu menyampaikan perkembangan baru itu kepada perwakilan masyarakat Papua dan Bupati Merauke Johanes Gluba Gebze, Senin 7 Juni 2010 kemarin.

Menurut sejumlah perwakilan masyarakat yang menyampaikan aspirasinya di hadapan Ketua Komisi II Chairuman Harahap, Wakil Ketua Komisi II Taufik Effendi (F-PD), Anggota Komisi II Agustina Basik-Basik (F-PG) dan Nurokhmah (F-PG), usulan pembentukan Papua Selatan telah disampaikan sejak DPR Periode 2009-2014.

Sudah tujuh tahun masyarakat setempat menanti namun sampai sekarang pembentukan Provinsi Papua Selatan belum kunjung terwujud.
Lihat Peta Lebih Besar

Ragam Potensi Wisata Merauke


Dari Sabang sampai Merauke
Berjajar pulau-pulau
Sambung-menyambung menjadi satu Itulah Indonesia....

Masih ingat lagu yang membanggakan itu? Lagu ciptaan R. Surarjo tersebut sering dinyanyikan tatkala kita duduk di bangku sekolah dulu. Sabang adalah kota di bagian paling Barat wilayah Indonesia, terletak di Pulau We, Nanggroe Aceh Darussalam. Sedangkan Merauke merupakan kota/kabupaten di wilayah paling Timur Indonesia, Provinsi Papua yang berbatasan langsung dengan negara Papua Nugini (PNG).

Beberapa tahun lalu, lagu di atas, khususnya larik pertama, sempat "dikomplain" oleh Bupati Merauke Drs Johanes Gluba Gebze. Menurutnya, waktu terbit matahari di Merauke dua jam lebih awal dibandingkan dengan munculnya sang surya di bagian Barat wilayah Indonesia. Tetapi banyak orang menyebut bentang wilayah RI dari Sabang hingga Merauke, bukan sebaliknya.

Kabupetan Merauke


Merauke adalah kota yang paling selatan di Indonesia, yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Disebabkan oleh jaraknya yang dekat dengan Australia, sehingga terdapat kesamaan karakteristik alam dataran kering. Di sekitar Merauke terdapat savana, pohon kayu putih dan kangguru mengingatkan kita kepada Benua Australia.

Pohon Sagu, yang merupakan sumber kebutuhan pokok, tumbuh disekitar sungai dan rawa. Merauke sendiri sangat berdebu dan panas. Turis seringkali pergi ke Merauke untuk pergi ke Asmat dengan kapal dan pesawat atau melakukan perjalanan ke kali Bian dan kali Maro.

Pada level air tertentu (air pasang), kali maro akan terhubung dengan Tanah Merah, dimana Belanda mengasingkan Soekarno sebagi tahanan politik. Daerah-daerahnya berada diwilayah rendah, dan berliku-liku dan banyak sungai dan perbukitan disebelah utara yaitu pegungan jayawijaya. Pada Wilayah-wilayah pesisir pantai terdapat pohon bakau dengan pantai yang berlumpur. Merauke merupakan ibukota dari kabupaten merauke.

95% Potensi Kayu Putih Ada Di Kabupaten Merauke

Kualitas Minyak Kayu Putih yang diproduksi oleh masyarakat di Kabupaten Merauke memiliki kandungan Xinol yang cukup tinggi bahkan telah tersertifikasi secara nasional. Tak heran, industri kayu putih menjadi primadona bagi Papua dan potensi tersebut 95% berada di Kabupaten Merauke. Namun yang menjadi persoalan adalah bagaimana komitmen berbagai pihak untuk bersinergi dalam satu pemikiran bersama dalam penyediaan bahan baku. Karena, bahan baku itu terbatas hanya disediakan di Taman Nasional Wasur ditiga lokasi saja yaitu di Sota, Yanggandur dan Rawa Biru.

Gambaran Umum Penduduk Kabupaten Mappi

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kabupaten Mappi (angka sementara) adalah 81.781 orang yang terdiri dari 42.803 laki-laki dan 38.978 perempuan. Dari hasil SP2010 tersebut Distrik Obaa, Distrik Edera dan Distrik Haju merupakan tiga Distrik dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu masing-masing berjumlah 19.323 orang, 12.096 orang dan 9.225 orang. Distrik yang jumlah penduduknya terkecil adalah Distrik Venaha dengan jumlah penduduk 3.748 orang.

Kabupaten Mappi


Kabupaten Mappi memiliki luas wilayah mencapai 23.824 Km 2, terletak diantara 06º.28′ - 56º4′ LS dan 06º.28′ - 56º4′. Terbagi menjadi 6 Distrik dengan Kepi sebagai ibukota kabupaten.

Secara Geografis, wilayahnya berbatasan:
Sebelah Utara : Kabupaten Asmat
Sebelah Selatan : Kabupaten Merauke
Sebelah Barat : Kabupaten Asmat dan Laut Arafura
Sebelah Timur : Kabupaten Boven Digoel

Sebagian besar wilayah Kabupaten Mappi merupakan dataran rendah yang memiliki ketinggian antara 0 - 100 m dari permukaan laut. Sekurang-kurangnya ada 14 sungai yang biasa digunakan sebagai sarana transportasi atau penghubung antar distrik.

Profil Kabupaten Mappi


Kabupaten Mappi memiliki luas wilayah 23.824 km2. Terbagi menjadi 6 kecamatan dengan Kepi sebagai ibukota kabupaten. Wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Asmat di sebelah utara, Kabupaten Merauke disebelah selatan, Laut Arafura dan Kabupaten Asmat di sebelah barat dan Kabupaten Boven Digoel di sebelah timur.

Kegiatan ekonomi daerah ini tidak terlepas dari kebiasaan masyarakat yang sejak dulu suka berburu, berkebun dan hidup berpindah-pindah. Potensi ekonomi yang nyata bagi masyarakat adalah mencari kayu gaharu sampai ke pedalaman hutan. Kayu gaharu dari Kecamatan Assue terkenal karena kualitasnya. Potensi gaharu terpusat di Distrik Assue, Senggo, Citak Matak sampai di Kabupaten Asmat.

Mutiara Hijau dari Boven Digul


DARI udara, tak ada yang menyangka kalau di sebelah selatan Tanah Papua, tepatnya di Kabupaten Boven Digul menyimpan segudang potensi alam yang menjadi andalan masa depan bangsa Indonesia dan Provinsi Papua. Potensi itulah yang akan menyejahterakan masyarakat.

Potensi itu sebetulnya tak berbeda dengan potensi yang dimiliki hampir sebagian besar wilayah kabupaten/kota lainnya di Papua. Di antaranya letak wilayah yang sangat strategis di atas alur kandungan logam mulia. Beredar cerita dari mulut ke mulut kandungan logam mulia yang terbenam itu mulai muncul ke permukaan tanah. Hanya saja, sampai saat ini belum ada penelitian ilmiah untuk mengetahui jumlah kandungan deposit yang tersembunyi di sana.

Ke Boven Digul


Bila ingin ke Boven Digul ada dua cara yang dapat ditempuh, yakni udara dan laut Jakarta – Boven Digul (via) Jayapura: ada beberapa maskapai penerbangan yang melayani rute Jakarta – Jayapura dengan transit di Makassar, Biak dan Jayapura. Setiba di Jayapura dilanjutkan dengan penerbangan kecil (perintis).

Rute Jayapura –Boven Digul memiliki geografis yang sangat berbahaya karena pesawat terbang di antara dua celah gunung (tebing) yang senatiasa ditutupi awan tebal. Jakarta – Boven Digul (via) Merauke: saat ini baru dilayani oleh satu maskapai penerbangan saja. Rute yang dilalui sama dengan Jakarta – Jayapura hanya  penerbangan berakhir di Merauke. Setelah itu penerbangan kembali di lanjutkan dengan pesawat perintis dari maskapai penberbangan yang sama. Penerbangan Merauke – Boven  Digul terbilang aman karena tidak ada jajaran pegunungan.

Jejak Pengasingan Bung Hatta di Boven Digul Kekayaan Alamnya Menyilaukan


SOBAT MP, tahu nggak bahwa ternyata di ujung timur Indonesia itu terdapat sebuah tempat yang punya nilai sejarah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tapi kalo mendengar sejarahnya mungkin bikin kita merinding. Karena tempat itu pernah jadi kamp pengasingan tokoh-tokoh pejuang kemerdekaan, seperti Bung Hatta dan Sutan Sjahrir. Selain punya nilai sejarah, daerah ini juga memiliki kekayaan alam yang. sayang, tempat yang punya nilai sejarah itu kurang terawat. Itulah Kabupaten Boven Digul dengan Ibu Kotanya Tanah Merah.

Kabupaten Boven Digul dibentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2002, hasil pemekaran dari Kabupaten Merauke, bersamaan dengan sejumlah kabupaten lain di bagian selatan Pulau Cenderawasih, yakni Kabupaten Asmat dan Kabupaten Mappi. Kabupaten Boven Digul tercatat sebagai salah satu kabupaten di wilayah Perbatasan RI - Papua Nugini.

Boven Digoel, Kota Bersejarah yang Terlupakan

Sejarah mencatat Boven Digoel (kemudian disebut Boven Digul) sebagai bagian integral dalam lintasan sejarah Kemerdekaan Bangsa Indonesia. Di tempat itu banyak bukti sejarah yang terdiam kaku tak terawat. Padahal, benda-benda bernilai historis itu merupakan alat bukti, bahkan bisa dijadikan bahan pelajaran sejarah perjuangan pendiri bangsa ini bagi generasi sekarang.

Lihat Peta Lebih Besar
Sejarah mencatat pula, pada zaman Belanda, Digul merupakan tempat yang menakutkan, jauh terisolasi di tengah lebatnya hutan belantara. Mengerikan. Bukan hanya karena alamnya demikian keras, namun juga ada siksaan kaum kolonialis, ada tangisan kesedihan, kegeraman dan kertakan gigi, bahkan darah yang tertumpah untuk sebuah perjuangan membebaskan diri dari belenggu kolonialis.

Kini, Boven Digul bukanlah Digul yang dulu. Saat ini Digul telah menjadi kabupaten baru yang disebut Kabupaten Boven Digul.

Kabupaten Boven Digul

Demografis


Jumlah Penduduk Boven Digoel terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.1, bahwa dari tahun 2004 hingga 2009 jumlah penduduk mengalami peningkatan. Dari tahun 2006 ke 2007 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang cukup besar, yaitu dari 43.840 jiwa pada tahun 2006 menjadi 51.997 jiwa ditahun 2007. Sedangkan dari tahun 2007 hingga 2009, peningkatan jumlah penduduk tidak terlalu signifikan. Penduduk pada tahun 2008 yang berjumlah 53.941 jiwa meningkat ditahun 2009 menjadi 54.357 jiwa. Jika dilihat menurut jenis kelamin, maka jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan dari tahun 2004 hingga tahun 2009.

Sungai dan Kehidupan Suku Asmat

Rawa dan sungai adalah kehidupan pesisir di Papua. Sungai yang bermuara ke Laut Arafura ibarat darah bagi penduduk di pedalaman, salah satunya Suku Asmat yang tinggal di Kampung Syuru, Distrik Agats, Kabupaten Asmat. Mereka sangat tergantung dengan Sungai Asewetsj.


Sungai Asewetsj adalah kehidupan bagi mereka. Saban hari, laki-laki dan perempuan dengan perkasa tegap berdiri di atas perahu lesung mengayunkan dayung, menyisir sungai untuk menangkap ikan. Ada pula yang memanfaatkan air pasang untuk pergi ke bivak (semacam kebun di dekat hutan sagu), atau mencari air di dusun tengah hutan.

Suku Asmat

Identifikasi


Daerah tempat tinggal suku bangsa asmat merupakan daerah dataran rendah yang berawa-rawa dan berlumpur, di daerah sepanjang pantai yang luas, tertutup oleh hutan rimba tropis didominasi pohon-pohon mangrove dan hutan sagu. Makin ke pedalaman hutan rimba yang padat menjadi makin jarang, dan berubah menjadi gerombolan-gerombolan hutan yang terpencar-pencar di daerah hulu sungai-sungai tempat tinggal orang Asmat Hulu.

Mengenal Kehidupan dan Kebudayaan Suku Asmat

Oleh: AnneAhira.com Content Team


Di Indonesia bagian Timur, tepatnya di Papua, ada sebuah suku yang hasil ukirannya sangat unik dan terkenal di bagian Indonesia lainnya, termasuk bagian bumi di luar Indonesia. Suku yang dimaksud ialah Suku Asmat.

Jumlah populasi Suku Asmat yang berkisar 70.000 orang terbagi dalam dua populasi besar, yaitu mereka yang tinggal di pedalaman dan mereka yang tinggal di pesisir pantai. Cara hidup, ritual, kebiasaan, sistem sosial, dan dialek bahasa kedua populasi ini sangat berbeda. Suku Asmat yang tinggal di daerah pesisir pantai dibagi menjadi Suku Bisman dan Suku Simai.

Profil Daerah Asmat


Wilayah Kabupaten Asmat dibagi menjadi 7 (tujuh) Distrik, Distrik-distrik tersebut adalah: Agats, Atsy, Pantai Kasuari, Sawaerma, Suator, Akat, dan Fayit. Distrik Agats, dengan luasan 4.282 Km² (18,03%) merupakan ibu kota Kabupaten Asmat. Distrik terluas adalah Sawaerma dengan luasan 6.974 km² (29,37 %) dan distrik tersempit adalah Distrik Fayit dengan luasan 968 km² atau 4,08% dari total luas Kabupaten Asmat yang mencapai 29.658 km².



Penduduk

Berdasarkan hasil proyeksi, jumlah penduduk Kabupaten Asmat pada tahun 2008 berjumlah 72.874 jiwa. Dari jumlah tersebut 37.874 jiwa (51,97 %) merupakan penduduk laki-laki dan 35.000 jiwa (48,03%) merupakan penduduk perempuan, dengan jumlah rumah tangga mencapai 17.647 rumah tangga.

Kedudukan Ibukota Papua Selatan Mulai Disurvey

Rencana kedudukan ibukota Provinsi Papua Selatan di Kabupaten Merauke mulai di survey oleh Tim yang dibentuk oleh Badan Perencanaan Daerah (Bappeda) Kabupaten Merauke.

Kepala Bappeda Kabupaten Merauke Romanus Mbaraka, ST, yang ditemui terkait survey yang sedang dilakukan tersebut mengungkapkan, survey yang dilakukan pihaknya melalui Tim yang dibentuk itu berdasarkan arahan Bupati Merauke agar tahun 2008 mendatang master plan tata ruang ibukota Provinsi Papua Selatan disiapkan.

Percepat Pemekaran Papua Selatan

Sebagai putra daerah, saya ingin masyarakat Papua maju seperti masyarakat provinsi lain di Indonesia. Rentang kendali pemerintahan di Papua terlalu jauh karena luasnya wilayah, sehingga pembangunan tidak merata. Oleh karena itu, saya mendukung agar Papua segera dimekarkan lagi yaitu adanya Provinsi Papua Selatan.

DPR sebaiknya mempercepat proses pembentukan Provinsi Papua Selatan, sebagai konsekuensi pemekaran Provinsi Papua. Usulan pemekaran itu sudah diajukan sejak 7 tahun silam, namun tak kunjung ada kepastian sampai sekarang. Padahal persyaratan teknis maupun administrasi sudah terpenuhi sesuai ketentuan undang-undang.

DPR Evaluasi Pemekaran Provinsi Papua Selatan

Penantian panjang masyarakat Papua, khususnya di wilayah Merauke saat ini, sudah mendapat respon positif. Keinginan untuk memekarkan Provinsi Papua, menjadi Provinsi Papua Selatan telah diterima Komisi II DPR. Usulan mewujudkan provinsi baru di wilayah paling timur Indonesia itu, segera berbuah.

Ketua Komisi II DPR, Chairuman Harahap menyampaikan perkembangan baru itu kepada perwakilan masyarakat Papua dan Bupati Merauke Johanes Gluba Gebze, di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, kemarin.