Demografis
Jumlah Penduduk Boven Digoel terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.1, bahwa dari tahun 2004 hingga 2009 jumlah penduduk mengalami peningkatan. Dari tahun 2006 ke 2007 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang cukup besar, yaitu dari 43.840 jiwa pada tahun 2006 menjadi 51.997 jiwa ditahun 2007. Sedangkan dari tahun 2007 hingga 2009, peningkatan jumlah penduduk tidak terlalu signifikan. Penduduk pada tahun 2008 yang berjumlah 53.941 jiwa meningkat ditahun 2009 menjadi 54.357 jiwa. Jika dilihat menurut jenis kelamin, maka jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan dari tahun 2004 hingga tahun 2009.
Kepadatan penduduk per Km2 di Kabupaten Boven Digoel semakin meningkat setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Tabel 3.1 memperlihatkan bahwa dari tahun 2004 hingga 2009, kepadatan penduduk per Km2 terus meningkat, namun kepadatan penduduk tersebut termasuk cukup rendah. Pada tahun 2004 hingga 2006 kepadatan penduduk per Km2 tercatat 1,57 dan terus meningkat pada tahun 2007 sebesar 1,87, 1,94 pada tahun 2008 dan ditahun 2009 kepadatan penduduk mencapai 1,95, yang artinya setiap Km2 hanya dihuni 1 sampai 2 orang saja.
Rata-rata Usia Harapan Hidup PendudukHasil akhir dari suatu pembangunan sudah seharusnya dapat
meningkatkan pembangunan manusia. Usia hidup yang ‘panjang dan sehat’ adalah hasil dari pembangunan manusia yang lebih baik. Angka harapan hidup yang semakin tinggi merefleksikan keseluruhan tingkat pembangunan dan bukan hanya pembangunan di bidang kesehatan.
Dari tahun 2005 hingga 2008 angka harapan hidup penduduk di Kabupaten Boven Digoel terus mengalami peningkatan. Seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 3.2, angka harapan hidup tahun 2005, yaitu 65,6 tahun meningkat 65,8 ditahun 2006, kemudian naik lagi pada tahun 2007 menjadi 66,17 tahun. Dan pada Tahun 2008 terus meningkat menjadi 66,43 tahun, yang berarti peluang seseorang untuk hidup semenjak dilahirkan adalah selama 66,43 ta
Kondisi Geografis
Letak Geografis dan Batas Wilayah
Secara astronomi Kabupaten Boven Digoel terletak diantara 4o 98’ – 7o 10’ Lintang Selatan dan 139o 90’ – 141o Bujur Timur. Kabupaten Boven Digoel berbatasan dengan beberapa kabupaten dan satu negara tetangga, dengan batas-batas sebagai berikut:
Sebelah utara : Berbatasan dengan Distrik Suator Kabupaten Asmat dan Distrik Oksibil Kabupaten Pegunungan Bintang
Sebelah selatan : Berbatasan dengan Distrik Muting Kabupaten Merauke
Sebelah barat : Berbatasan dengan Distrik Edera, Distrik Oba’a dan Distrik Citak Mitak Kabupaten Mappi
Sebelah timur : Berbatasan dengan Negara Papua New Guinea (PNG)
Luas Wilayah
Luas wilayah Kabupaten Boven Digoel berdasarkan berdasarkan hasil planimetris peta administrasi Bappeda Tahun 2007 mencapai 27.836,68 km2
Topografi
Kabupaten Boven Digoel sebagian besar wilayahnya berada pada ketinggian 25-100 m di atas permukaan laut.
Kemiringan Tanah
Kemiringan tanah di Kabupaten Boven Digoel beragam, mulai dari tanah datar hingga bergunung, namun yang paling dominan yaitu kemiringan tanah yang agak datar hingga berombak.
Fisiografi
Sebagian besar wilayah Boven Digoel didominasai oleh dataran, selebihnya merupakan wilayah bergelombang dan hanya sebagian kecil wilayah merupakan daerah gambut/rawa, perbukitan dan pegunungan.
Keadaan Iklim
Kabupaten Boven Digoel termasuk wilayah beriklim panas., suhu udara rata-rata berkisar antara 260C – 280C. Kelembaban udara relatif normal yaitu berkisar antara 86% hingga 94%. Rata-rata curah hujan beberapa tahun terakhir cukup tinggi. Dari Tabel 1.7 dapat kita lihat, curah hujan tertinggi terjadi pada Tahun 2007 yaitu mencapai 420,9 mm. Kecepatan angin umumnya tidak terlalu banyak berubah pada enam tahun terakhir dari Tahun 2004. Kecepatan angin berkisar hanya rata-rata 4 – 4,5 Knot pertahun dan termasuk kategori angin teduh. Matahari bersinar sepanjang tahun dengan intensitas penyinaran rata-rata 35% hingga 45% pertahun.
Sumber :
http://www.bovendigoelkab.go.id/?page_id=70
http://www.bovendigoelkab.go.id/?page_id=22
penasaran ma digul......
BalasHapusalam yang betul terisolir pada jaman dulu, semoga di masa mendatang akan menjadi daerah yang maju... maju terus digoel
BalasHapusKalau tahun 1926 Belanda sudah melirik, haruskah sekarang yang melirik juga orang asing. Semoga bangsa kita lebih memperhatikan
BalasHapus